
Bukakabar - Pernah dengar kabar bahwa sekarang bikin video pendek di YouTube bisa lebih cepat menghasilkan uang? Ya, kamu nggak salah dengar. Fenomena ini memang sedang ramai dibicarakan oleh para kreator di seluruh dunia. Banyak yang mengaku kalau YouTube Shorts kini jauh lebih mudah dimonetisasi dibandingkan dulu. Bahkan, beberapa kreator mengatakan kalau pendapatan dari video singkat bisa mengalahkan video panjang.
Hal ini tentu bikin banyak orang penasaran. Kok bisa sih video singkat berdurasi kurang dari satu menit justru menghasilkan lebih banyak uang dibanding video panjang yang diedit rapi dan penuh usaha? Padahal, secara logika, video panjang kan lebih banyak tontonan dan iklan yang bisa muncul. Tapi nyatanya, tren di lapangan justru berbalik.
YouTube sendiri baru-baru ini mengumumkan bahwa performa Shorts meningkat drastis pada tahun 2025. Dalam laporan keuangan kuartal III 2025, induk perusahaan YouTube, yaitu Alphabet, mencatat rekor pendapatan tertinggi sepanjang sejarah. Dan yang menarik, salah satu penyumbang utama kenaikan pendapatan tersebut adalah fitur video singkat, yaitu YouTube Shorts.
Sundar Pichai, CEO Google, bahkan menyebut bahwa di Amerika Serikat, Shorts kini menghasilkan pendapatan per jam tonton lebih besar dibandingkan video panjang biasa. Artinya, setiap jam yang dihabiskan penonton untuk menonton Shorts memberikan uang lebih banyak dibanding menonton video tradisional. Ini jelas jadi sinyal besar bahwa format video singkat sedang naik daun, dan YouTube tahu betul cara memanfaatkannya.
Nah, dalam artikel ini, kita akan bahas secara lengkap kenapa Shorts bisa lebih gampang menghasilkan uang, apa saja faktor pendukungnya, serta bagaimana cara kreator bisa ikut memanfaatkan peluang ini. Santai saja, kita bahas satu per satu dengan bahasa ringan tapi tetap berdasarkan data akurat terbaru.
Pendapatan YouTube Melonjak Tajam di 2025
Pertama-tama, mari lihat dulu bagaimana performa YouTube secara keseluruhan. Dalam laporan keuangan Alphabet untuk kuartal ketiga tahun 2025, total pendapatan perusahaan tembus lebih dari 100 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 1.668 triliun. Ini adalah rekor baru dalam sejarah perusahaan.
Dari total pendapatan itu, YouTube menyumbang sekitar 10,3 miliar dolar AS hanya dari iklan. Angka ini naik sekitar 15 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Artinya, pertumbuhan YouTube jauh di atas rata-rata pertumbuhan sektor digital lain yang cenderung stagnan.
Lebih menarik lagi, pendapatan dari layanan berlangganan YouTube juga melonjak. Termasuk YouTube Premium, YouTube Music, dan YouTube TV. Layanan berlangganan tersebut mencatat kenaikan sekitar 21 persen dibanding tahun 2024. Totalnya, YouTube berhasil memperoleh 12,9 miliar dolar AS dari segmen berlangganan.
Meskipun Google tidak merinci berapa porsi pasti dari Shorts, para eksekutif Alphabet menegaskan bahwa kontribusi Shorts kini semakin besar terhadap total pendapatan YouTube. Jadi, tidak berlebihan kalau kita bilang, video pendek sedang menjadi “mesin uang baru” bagi YouTube.
Shorts Kalahkan Video Panjang dari Segi Efisiensi
Kalau dulu video panjang dianggap rajanya YouTube, kini posisinya mulai bergeser. Shorts memberikan efisiensi luar biasa, baik dari sisi penonton maupun kreator.
Dari sisi penonton, tren menonton video cepat sudah jadi kebiasaan global. Orang ingin konten yang padat, ringan, dan langsung ke inti. Mereka tidak mau menunggu lama untuk tahu pesan utama dari video. Itulah sebabnya format vertikal berdurasi 15–60 detik menjadi begitu populer.
Sedangkan dari sisi kreator, Shorts jauh lebih mudah diproduksi. Kamu bisa bikin satu video hanya dengan ponsel tanpa alat mahal. Editing-nya juga cepat, bahkan bisa langsung dilakukan di aplikasi YouTube. Dalam waktu singkat, video sudah bisa diunggah dan dilihat jutaan orang.
Dengan proses yang sederhana dan waktu produksi lebih singkat, kreator bisa membuat lebih banyak video per minggu. Semakin banyak video berarti semakin banyak peluang muncul di rekomendasi algoritma YouTube. Dari sinilah peluang monetisasi terbuka lebar.
Selain itu, video singkat juga menumpuk jam tonton lebih cepat. Karena durasinya pendek, penonton cenderung menonton lebih banyak video dalam satu sesi. YouTube mencatat bahwa rata-rata pengguna menonton puluhan Shorts setiap hari. Semakin tinggi jumlah tontonan, semakin besar pula potensi iklan tampil di antara video.
Algoritma Baru Jadi Faktor Penentu
Keberhasilan Shorts tidak lepas dari peran besar algoritma rekomendasi YouTube. Dalam laporan keuangannya, Chief Business Officer Google, Philipp Schindler, menjelaskan bahwa sistem rekomendasi baru kini semakin pintar, terutama di area monetisasi seperti Shorts dan Living Room (aplikasi YouTube di televisi).
YouTube kini memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) seperti model Gemini untuk memperkuat kemampuan algoritmanya. Tujuannya adalah meningkatkan akurasi rekomendasi video agar lebih sesuai dengan minat setiap pengguna.
Dengan teknologi baru ini, Shorts bisa lebih mudah menjangkau penonton yang tepat. Kalau dulu butuh waktu lama sampai video viral, sekarang sistem bisa memprediksi video mana yang punya potensi tinggi dan segera menampilkannya ke audiens yang relevan.
Bagi kreator, ini kabar bagus. Artinya, bahkan kreator baru pun punya peluang yang sama untuk viral jika kontennya menarik. Tidak harus punya jutaan subscriber dulu untuk bisa dilihat banyak orang. Asalkan video kamu sesuai selera pasar, algoritma bisa membantu menaikkan performa video secara cepat.
Kebiasaan Penonton Berubah Drastis
Selain faktor teknologi, perilaku penonton juga punya peran besar. Generasi muda, terutama remaja dan Gen Z, kini lebih sering menonton video singkat ketimbang video panjang.
Survei terbaru tahun 2025 terhadap 1.000 remaja di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 66 persen remaja rutin menonton YouTube Shorts, dan 18 persen di antaranya menonton lebih dari 1,5 jam setiap hari. Ini menunjukkan bahwa Shorts sudah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari.
Yang menarik, survei yang sama juga menemukan bahwa YouTube Shorts lebih efektif dalam memicu pembelian produk dibanding platform lain seperti TikTok. Sebanyak 51 persen remaja laki-laki melakukan pembelian setelah melihat iklan di Shorts, sedangkan di TikTok hanya 44 persen. Untuk remaja perempuan, angkanya 43 persen di Shorts, dan 41 persen di TikTok.
Artinya, iklan di Shorts bukan hanya dilihat, tapi juga bisa mendorong tindakan nyata. Ini tentu jadi daya tarik besar bagi pengiklan, karena platform dengan tingkat konversi tinggi selalu jadi incaran utama. Semakin banyak pengiklan tertarik, semakin tinggi pula potensi pendapatan bagi kreator.
Kreator Kini Lebih Mudah Monetisasi
Salah satu alasan kenapa banyak orang merasa Shorts lebih gampang menghasilkan uang adalah karena sistem monetisasi YouTube semakin terbuka.
YouTube kini memberikan opsi bagi kreator Shorts untuk ikut Program Partner YouTube (YPP) dengan persyaratan yang lebih ringan. Kalau dulu kreator wajib punya 1.000 subscriber dan 4.000 jam tonton dari video panjang, sekarang kreator bisa lolos lewat jalur Shorts dengan 10 juta tayangan Shorts dalam 90 hari.
Meskipun angka itu terlihat besar, bagi kreator yang aktif membuat konten singkat, target tersebut sebenarnya cukup realistis. Karena sifat kontennya yang cepat viral, mencapai jutaan tayangan bisa lebih mudah dibanding video panjang.
Selain itu, YouTube juga menerapkan sistem bagi hasil baru untuk Shorts. Pendapatan iklan tidak lagi dibagi berdasarkan per video, tapi berdasarkan total tontonan Shorts dalam satu negara. Artinya, semakin besar kontribusi kamu terhadap tontonan di negara tertentu, semakin besar bagian pendapatan yang kamu dapatkan.
Sistem ini dianggap lebih adil, karena tidak tergantung pada seberapa sering iklan muncul di video kamu, tapi pada performa keseluruhan Shorts kamu di pasar lokal.
Faktor Psikologis dan Pola Konsumsi
Ada alasan psikologis juga kenapa Shorts bisa lebih menguntungkan. Otak manusia menyukai stimulasi cepat dan variasi. Video singkat memberikan kepuasan instan dan dorongan dopamin lebih cepat dibanding video panjang.
Akibatnya, pengguna cenderung terus menggulir (scroll) dari satu video ke video lain tanpa berhenti. Dalam waktu sepuluh menit, seseorang bisa menonton belasan video berbeda. Ini menciptakan peluang tayangan iklan yang jauh lebih banyak dalam periode singkat.
Dari sisi bisnis, hal ini sangat menguntungkan. Pengiklan bisa menjangkau lebih banyak audiens dalam waktu yang sama. Dan bagi YouTube, semakin banyak interaksi dan iklan yang tampil, semakin besar pendapatan yang bisa dibagikan ke kreator.
Shorts dan Peran AI dalam Monetisasi
AI kini memainkan peran penting dalam monetisasi YouTube. Teknologi ini bukan hanya mengatur rekomendasi, tapi juga menentukan iklan apa yang cocok ditampilkan di video tertentu.
Misalnya, kalau kamu sering menonton Shorts tentang teknologi, AI akan memprioritaskan iklan produk elektronik atau gadget. Kalau kamu sering menonton konten kuliner, maka iklan makanan akan lebih sering muncul.
Bagi pengiklan, sistem ini membuat biaya promosi lebih efisien karena targetnya lebih tepat. Bagi kreator, ini artinya nilai CPM (bayaran per seribu tayangan iklan) bisa meningkat, karena iklan yang relevan biasanya punya nilai lebih tinggi.
Selain itu, AI juga membantu kreator dengan fitur editing otomatis, pemilihan musik, dan bahkan rekomendasi waktu unggah terbaik. Semakin mudah proses produksi, semakin cepat kreator bisa menghasilkan konten baru.
Shorts Bukan Sekadar Tren Sementara
Beberapa orang mungkin berpikir bahwa video singkat hanya tren sementara. Namun, data menunjukkan sebaliknya. Dalam dua tahun terakhir, pertumbuhan waktu tonton Shorts terus meningkat dan belum menunjukkan tanda-tanda melambat.
YouTube juga terus berinvestasi besar untuk memperkuat format ini. Mereka menambahkan fitur seperti shopping integration, yang memungkinkan pengguna langsung membeli produk dari video tanpa meninggalkan aplikasi.
Dengan fitur ini, Shorts tidak hanya menjadi alat hiburan, tapi juga sarana belanja digital. Hal ini membuka sumber pendapatan baru bagi kreator, terutama yang membuat konten review produk atau promosi merek.
Selain itu, Shorts kini diintegrasikan dengan fitur Music dan Premium, sehingga pengguna Premium yang menonton Shorts juga ikut berkontribusi terhadap pendapatan kreator. Ini menjadikan sistem monetisasi semakin stabil dan tidak bergantung sepenuhnya pada iklan.
Tantangan yang Masih Harus Dihadapi Kreator
Meski peluang besar, bukan berarti semua kreator langsung sukses lewat Shorts. Ada beberapa tantangan yang perlu diwaspadai.
Pertama, persaingan makin ketat. Karena banyak yang tahu potensi Shorts, jumlah video baru yang diunggah setiap hari meningkat drastis. Ini membuat algoritma lebih selektif memilih video yang layak direkomendasikan.
Kedua, monetisasi tidak merata antarnegara. Pendapatan per jam tonton di Amerika Serikat memang tinggi, tapi di negara lain bisa jauh lebih rendah. Kreator di Indonesia, misalnya, mungkin mendapat CPM lebih kecil karena nilai iklan lokal lebih rendah.
Ketiga, kualitas tetap jadi kunci. Walaupun video pendek bisa dibuat cepat, penonton tetap ingin konten yang menarik. Kalau isi video tidak relevan atau terlalu asal, algoritma tidak akan menampilkannya ke banyak orang.
Jadi, walau Shorts “lebih gampang” dimonetisasi, kualitas dan strategi tetap menentukan hasil akhir.
Strategi Kreator untuk Maksimalkan Pendapatan Shorts
Supaya hasil dari Shorts lebih optimal, kreator bisa menerapkan beberapa strategi sederhana namun efektif:
-
Gunakan pembuka yang kuat. Dalam lima detik pertama, penonton harus langsung tertarik.
-
Buat cerita yang singkat tapi jelas. Meski durasi pendek, pastikan video punya alur yang mudah diikuti.
-
Gunakan musik dan tren populer. Ini membantu video muncul di halaman rekomendasi lebih sering.
-
Konsisten unggah video. Semakin sering kamu aktif, semakin besar peluang algoritma menampilkan videomu.
-
Ajak interaksi. Komentar, like, dan share punya pengaruh besar pada distribusi video.
-
Gunakan analitik YouTube. Pantau data performa video untuk tahu mana yang paling disukai penonton.
-
Bangun identitas visual. Gunakan gaya khas agar penonton mudah mengenali kontenmu.
-
Manfaatkan kolaborasi. Kolab dengan kreator lain bisa memperluas jangkauan audiens.
Dengan menerapkan strategi ini, kreator bisa meningkatkan peluang mendapatkan tayangan besar dan pendapatan stabil dari Shorts.
Dampak Ekosistem Shorts bagi Dunia Kreator
Kebangkitan Shorts membawa dampak besar bagi seluruh ekosistem YouTube. Kreator baru bisa lebih cepat berkembang, sementara kreator lama harus beradaptasi agar tidak tertinggal.
Brand juga mulai memindahkan anggaran iklan mereka ke format video singkat karena lebih efektif dan murah. Platform lain seperti TikTok dan Instagram Reels semakin ketat bersaing, tetapi keunggulan YouTube terletak pada sistem monetisasi yang lebih matang.
Bagi penonton, ini berarti lebih banyak pilihan konten singkat yang muncul di beranda mereka setiap hari. Namun, di sisi lain, risiko kejenuhan juga ada. Karena itu, kreator perlu lebih kreatif dalam membuat video agar tidak terjebak dalam pola yang itu-itu saja.
Kesimpulan: Shorts Adalah Masa Depan YouTube
Singkatnya, alasan kenapa kini YouTube Shorts lebih gampang menghasilkan uang adalah karena kombinasi dari beberapa hal:
-
Algoritma YouTube semakin cerdas berkat AI.
-
Perilaku pengguna global bergeser ke konten singkat.
-
Sistem monetisasi lebih terbuka dan adil.
-
Nilai konversi iklan lebih tinggi dibanding platform lain.
-
Produksi video lebih mudah dan cepat dilakukan.
Namun, keberhasilan tetap tergantung pada strategi dan konsistensi kreator. Shorts memang memberikan peluang besar, tapi juga menuntut pemahaman terhadap algoritma dan tren pasar.
Jadi, buat kamu yang ingin mulai serius jadi kreator, sekarang waktu terbaik untuk melangkah. Shorts bukan sekadar tren sementara, tapi bagian dari evolusi besar industri video online.
Dengan kreativitas, kerja keras, dan sedikit strategi, bukan hal mustahil kalau kamu jadi salah satu kreator yang merasakan langsung bahwa YouTube Shorts memang lebih gampang bikin cuan.
Komentar0