
Bukakabar - Kalau kamu pernah mendengar istilah “ibu kota operasi hidung dunia,” pasti langsung terbayang negara yang punya industri bedah plastik besar. Ternyata, gelar itu bukan cuma isapan jempol semata. Iran, negara yang selama ini dikenal dengan sejarah dan budayanya yang kaya, juga jadi pusat operasi hidung terbesar di dunia.
Hal ini sudah terjadi sejak lama, tepatnya sejak 1979, ketika bedah plastik mulai berkembang pesat di Iran. Uniknya, bedah plastik di Iran ini tidak menyebar ke seluruh wajah seperti di negara lain, tapi justru sangat fokus pada satu area: hidung.
Rhinoplasty, atau operasi hidung, jadi semacam ritual wajib yang banyak dilakukan oleh masyarakat di sana. Kenapa bisa begitu? Apa yang membuat hidung jadi bagian paling penting dari standar kecantikan di Iran? Dan bagaimana budaya serta faktor sosial di Iran memengaruhi tren ini?
Artikel ini akan mengajak kamu menyelami fenomena unik ini lebih dalam, sambil melihat fakta, data, dan cerita menarik yang ada di balik julukan ibu kota operasi hidung dunia.
Sejarah dan Fokus Bedah Plastik di Iran
Sejak tahun 1979, Iran memang sudah dikenal sebagai pusat operasi plastik. Tapi bedah plastik di sini punya fokus yang unik. Jika di negara lain operasi plastik bisa menyasar berbagai bagian wajah dan tubuh, di Iran hampir seluruh perhatian tertuju pada hidung. Kenapa? Karena hidung dianggap sebagai pusat wajah yang menentukan penampilan seseorang.
Dalam budaya Iran, terutama di kalangan masyarakat dengan akar Persia, hidung yang besar dan punuk dianggap kurang menarik. Standar kecantikan mereka lebih condong ke hidung yang kecil, lancip, dan terangkat. Model hidung ini seringkali disamakan dengan hidung orang Barat, yang dianggap lebih ideal.
Menurut laporan The Guardian pada 2013, tingkat operasi hidung di Iran adalah yang tertinggi di dunia. Diperkirakan ada sekitar 200.000 operasi hidung yang dilakukan setiap tahunnya. Angka ini sangat luar biasa jika melihat populasi Iran yang sekitar 88 juta. Jika dibagi rata, sekitar 0,25 persen dari seluruh populasi menjalani operasi hidung setiap tahun. Kalau hanya menghitung kelompok dewasa muda yang memang paling aktif melakukan prosedur kecantikan, persentasenya tentu lebih besar lagi.
Standar Kecantikan yang Dipengaruhi Barat
Babak Nikoumaram, ketua Perhimpunan Ahli Bedah Plastik dan Estetika Iran, pernah mengatakan bahwa standar kecantikan Barat sedang dipaksakan kepada orang Iran. "Wajah asli Iran sedang terdistorsi melalui prosedur invasif," ujarnya kepada Financial Times.
Sebagian besar pasien datang ke klinik dengan harapan memperkecil ukuran hidung dan membuat ujung hidung lebih runcing ke atas. Perubahan ini dulunya hanya dilakukan oleh kalangan kaya dan usia paruh baya, tetapi kini sudah menjadi tren utama di berbagai kalangan masyarakat. Perubahan standar ini tentu tidak lepas dari pengaruh media sosial, televisi, dan film yang membawa citra kecantikan ala Barat masuk ke kehidupan sehari-hari masyarakat Iran.
Faktor Budaya dan Estetika yang Mendorong Tren Ini
Ada faktor budaya yang membuat operasi hidung di Iran makin populer. Di Iran, perempuan harus menjalani aturan berpakaian yang ketat. Rambut dan tubuh mereka harus tertutup saat berada di ruang publik. Dengan banyaknya bagian tubuh yang tertutup, wajah menjadi fokus utama yang bisa dilihat orang lain. Otomatis, wajah yang menarik jadi hal penting untuk menunjang kepercayaan diri.
Namun, di sisi lain, kondisi ini juga menimbulkan tekanan besar bagi perempuan Iran untuk tampil sempurna. Mereka merasa wajah harus sempurna agar tetap percaya diri ketika bertemu orang. Operasi hidung pun menjadi solusi populer untuk mendapatkan penampilan yang dianggap ideal.
Meskipun begitu, tidak semua hal berjalan mulus. Pada 2018, parlemen Iran bahkan mengancam akan memenjarakan dan mencambuk warga yang memilih operasi kosmetik yang dianggap "tidak Islami". Ancaman ini muncul sebagai reaksi terhadap tren bedah plastik yang semakin meluas, dianggap bertentangan dengan nilai-nilai agama dan budaya konservatif.
Pengaruh Media Sosial dan Tekanan Psikologis
Meningkatnya jumlah operasi hidung juga berkaitan erat dengan pengaruh media sosial. Banyak perempuan mengaku bahwa mereka merasa tidak percaya diri akibat tekanan standar kecantikan yang sering dipertontonkan di Instagram, TikTok, dan platform lain. Media sosial memupuk citra “kesempurnaan” yang sulit dicapai tanpa campur tangan medis.
Kondisi ini memicu rasa kurang aman yang besar. Beberapa perempuan merasa harus mengubah penampilan fisiknya agar lebih diterima dan dihargai di masyarakat. Selain itu, kecantikan juga berhubungan erat dengan status sosial dan ekonomi. Menurut beberapa wawancara, perempuan yang dianggap menarik lebih mudah mendapatkan lamaran pernikahan yang baik dan pekerjaan dengan gaji tinggi.
Iran Sebagai Pusat Wisata Medis Bedah Plastik
Selain tren lokal, Iran juga muncul sebagai pusat wisata medis untuk operasi hidung. Banyak pasien dari luar negeri datang ke Iran untuk menjalani prosedur ini. Alasannya beragam, mulai dari biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan di negara mereka, regulasi yang longgar, hingga kualitas dokter bedah plastik Iran yang sangat baik.
Dokter bedah di Iran dikenal memiliki keahlian tinggi dan teknik rhinoplasty yang maju. Karena tingginya permintaan, para dokter ini terus mengembangkan keterampilan mereka hingga diakui secara internasional. Menurut data dari Perhimpunan Ahli Bedah Plastik dan Estetika Iran (ISAPS), pada tahun 2022, sekitar 8,5 persen pasien bedah kosmetik di Iran berasal dari luar negeri. Angka ini menunjukkan bagaimana reputasi Iran semakin menguat di bidang ini.
Dampak Sosial dan Kesehatan dari Operasi Hidung Massal
Popularitas operasi hidung di Iran tidak hanya membawa dampak ekonomi, tapi juga sosial dan kesehatan. Di satu sisi, industri bedah plastik memberikan lapangan kerja dan membuka peluang bisnis. Namun, di sisi lain, ada kekhawatiran dari kalangan medis mengenai dampak psikologis pada pasien.
Banyak pasien, khususnya perempuan muda, yang datang dengan tekanan besar untuk mengikuti standar kecantikan yang kerap membuat mereka merasa kurang percaya diri tanpa operasi. Hal ini bisa memicu masalah kesehatan mental, seperti gangguan citra tubuh dan kecemasan berlebihan.
Dari sisi kesehatan, meski operasi hidung umumnya aman, prosedur ini tetap membawa risiko komplikasi. Infeksi, pendarahan, hingga gangguan pernapasan adalah beberapa risiko yang harus diwaspadai. Oleh karena itu, konsultasi dan pemeriksaan menyeluruh sebelum operasi sangat penting.
Bagaimana Masa Depan Tren Operasi Hidung di Iran?
Melihat tren yang sudah berlangsung puluhan tahun ini, kemungkinan operasi hidung akan tetap menjadi fenomena utama di Iran. Namun, ada beberapa tanda perubahan. Diskusi mengenai standar kecantikan yang lebih inklusif dan penerimaan terhadap keunikan wajah asli mulai muncul di kalangan masyarakat dan media.
Peran media sosial juga mulai berubah. Selain mempromosikan kesempurnaan, kini ada gerakan yang mendorong penerimaan diri dan kecantikan alami. Hal ini memberi harapan bahwa di masa depan, tekanan untuk melakukan operasi hidung mungkin bisa berkurang.
Kesimpulan
Iran memang layak disebut sebagai ibu kota operasi hidung dunia. Dengan angka rhinoplasty tertinggi dan fokus budaya yang kuat pada kecantikan hidung, negara ini memiliki fenomena unik yang jarang ditemukan di tempat lain. Faktor budaya, sosial, pengaruh media, serta keahlian dokter menjadikan Iran pusat bedah hidung yang diakui dunia.
Namun, fenomena ini juga menimbulkan tantangan baru, baik dari sisi psikologis pasien maupun regulasi sosial. Memahami akar dan dampak dari tren ini penting agar masyarakat dapat mengambil keputusan yang bijak terkait operasi plastik. Semoga artikel ini bisa memberi kamu gambaran lengkap soal kenapa Iran disebut ibu kota operasi hidung dunia, sekaligus membuka wawasan tentang kompleksitas budaya dan kecantikan.
Komentar0