
Bukakabar - Pernah nggak sih kamu atau anak remaja di sekitarmu mengeluh soal nyeri di kaki atau lengan yang nggak kunjung hilang? Awalnya mungkin dikira cuma keseleo, pegal habis olahraga, atau efek main terlalu aktif. Tapi, ternyata rasa nyeri yang terus-menerus, terutama di malam hari, bisa jadi tanda dari sesuatu yang lebih serius: kanker tulang.
Yap, namanya osteosarkoma, jenis kanker tulang yang paling sering menyerang anak-anak dan remaja. Walaupun tergolong jarang, penyakit ini tergolong agresif dan bisa berkembang cepat. Sayangnya, banyak orang tua maupun remaja yang nggak sadar kalau nyeri itu adalah gejala awal kanker.
Malah sering disamakan dengan cedera biasa atau pertumbuhan tulang yang wajar saat masa pubertas. Itulah kenapa penting banget untuk mengenali gejala osteosarkoma sejak awal. Soalnya, semakin cepat diketahui, peluang sembuhnya juga makin besar.
Nah, di artikel ini kita bakal bahas tuntas soal osteosarkoma: mulai dari apa itu, kenapa anak dan remaja lebih rentan, gejala yang harus diwaspadai, sampai ke pengobatan dan harapan hidupnya. Siapin waktu ya, karena ini penting banget buat diketahui siapa saja, apalagi kamu yang punya anak atau saudara remaja. Yuk, mulai!
Apa Itu Osteosarkoma?
Osteosarkoma adalah kanker tulang yang berasal dari sel tulang itu sendiri. Jadi, ini bukan kanker yang menyebar dari organ lain ke tulang, tapi benar-benar berawal dari tulangnya sendiri. Biasanya menyerang tulang-tulang panjang, seperti tulang paha (femur), tulang kering (tibia), atau tulang lengan atas (humerus).
Kanker ini terjadi saat sel-sel tulang yang seharusnya tumbuh dan membelah secara normal, malah mengalami mutasi dan tumbuh secara tidak terkendali. Akibatnya, terbentuk jaringan tulang yang abnormal, yang kemudian berubah menjadi tumor ganas.
Kebanyakan kasus osteosarkoma muncul saat masa pubertas. Ini adalah masa ketika tubuh mengalami pertumbuhan pesat. Sel-sel tulang juga sedang sangat aktif membelah. Nah, di situ kadang bisa terjadi kesalahan saat pembelahan sel, dan dari situlah kanker bisa muncul.
Mengapa Anak dan Remaja Lebih Rentan?
Ada alasan kenapa osteosarkoma sering menyerang usia belasan tahun. Masa pubertas adalah masa di mana tubuh anak sedang tumbuh dengan cepat. Tulang-tulang mereka memanjang, massa otot bertambah, dan hormon juga sedang naik-turun.
Selama masa ini, sel-sel tulang akan bekerja lebih keras dari biasanya. Artinya, mereka akan membelah dan memperbarui diri dalam jumlah besar. Sayangnya, saat proses ini berlangsung cepat, kadang ada risiko kesalahan atau mutasi genetik.
Mutasi ini bisa menyebabkan sel-sel tumbuh tidak terkontrol dan berubah menjadi sel kanker. Itulah kenapa remaja lebih rentan terhadap osteosarkoma. Selain itu, ada juga faktor genetik yang berperan. Beberapa anak memiliki riwayat keluarga atau kelainan genetik tertentu yang bisa meningkatkan risiko kanker tulang ini.
Tapi tenang, osteosarkoma tidak disebabkan oleh gaya hidup. Bukan karena makanan, kurang olahraga, atau sering main gadget. Jadi, kalaupun terkena, bukan berarti ada kesalahan dari anak atau orang tua.
Gejala-Gejala Osteosarkoma
Oke, sekarang kita masuk ke bagian penting: gejala. Ini bagian yang paling sering salah dikenali. Banyak anak atau orang tua mengira ini cuma nyeri biasa. Tapi, ada beberapa tanda khas yang patut kamu perhatikan:
1. Nyeri Tulang yang Tidak Kunjung Hilang
Nyeri biasanya muncul secara perlahan. Awalnya mungkin terasa ringan, tapi lama-lama makin intens. Biasanya terasa di malam hari, atau saat anak sedang beristirahat.
2. Bengkak atau Benjolan
Setelah beberapa minggu, bagian yang nyeri bisa mulai bengkak. Bisa juga muncul benjolan keras di sekitar sendi atau tulang yang terkena.
3. Kesulitan Bergerak
Kalau tumor dekat dengan sendi, anak bisa merasa kaku, sulit bergerak, atau bahkan pincang saat berjalan.
4. Patah Tulang Tanpa Sebab Jelas
Kanker melemahkan tulang. Jadi, tulang bisa patah walaupun anak hanya melakukan aktivitas ringan. Misalnya, jatuh kecil tapi langsung retak.
5. Berat Badan Turun dan Mudah Lelah
Seperti banyak jenis kanker lain, osteosarkoma juga bisa membuat penderitanya merasa cepat lelah, kurang nafsu makan, dan kehilangan berat badan.
Kalau anak kamu atau saudara remaja kamu punya gejala seperti ini, apalagi lebih dari dua minggu, segera bawa ke dokter. Jangan ditunda-tunda, karena waktu sangat berharga untuk kanker jenis ini.
Perjalanan Penyakit dan Bahayanya
Osteosarkoma bisa berkembang sangat cepat. Dalam waktu tiga sampai empat bulan saja, ukuran tumornya bisa membesar drastis. Jika tidak segera ditangani, kanker ini bisa menyebar ke paru-paru atau organ lain. Ini yang disebut metastasis.
Biasanya, penyebaran pertama terjadi ke paru-paru. Jika sudah menyebar, pengobatan akan menjadi jauh lebih sulit, dan peluang sembuh pun menurun drastis.
Tapi jangan langsung takut. Kalau ditemukan sejak awal dan belum menyebar, pengobatan bisa sangat efektif. Bahkan, peluang sembuhnya bisa mencapai 70% atau lebih. Tapi tentu saja, ini sangat bergantung pada seberapa cepat diagnosis dilakukan.
Proses Diagnosa
Diagnosis osteosarkoma tidak bisa dilakukan dengan menebak-nebak. Dibutuhkan beberapa tahapan untuk memastikannya:
1. Pemeriksaan Fisik
Dokter akan memeriksa area yang sakit atau bengkak. Akan dicek apakah ada benjolan, nyeri tekan, atau keterbatasan gerak.
2. Rontgen
Langkah awal yang biasanya dilakukan adalah rontgen tulang. Dari situ bisa terlihat adanya pertumbuhan abnormal di tulang.
3. MRI atau CT Scan
Untuk melihat ukuran tumor dan apakah sudah menyebar ke jaringan sekitar.
4. Biopsi
Ini tahap paling penting. Dokter akan mengambil sampel jaringan dari tumor untuk diperiksa di laboratorium. Dari sini bisa diketahui apakah tumor itu ganas atau tidak.
5. Scan Paru-paru
Karena osteosarkoma sering menyebar ke paru-paru, maka dokter juga akan melakukan pemeriksaan paru-paru untuk melihat apakah ada metastasis.
Pengobatan Osteosarkoma
Setelah diagnosis ditegakkan, langkah selanjutnya adalah pengobatan. Ini biasanya melibatkan beberapa kombinasi terapi:
1. Kemoterapi
Dilakukan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi, dan mencegah penyebaran setelah operasi.
2. Operasi
Ada dua pilihan:
-
Limb salvage surgery, yaitu operasi yang mengangkat tumor tanpa harus amputasi.
-
Amputasi, dilakukan jika tumor terlalu besar atau melibatkan saraf dan pembuluh darah besar.
3. Rehabilitasi
Setelah operasi, pasien akan membutuhkan rehabilitasi fisik untuk mengembalikan fungsi gerak tubuh.
4. Pemantauan Jangka Panjang
Meskipun sudah sembuh, pasien harus rutin kontrol karena ada kemungkinan kanker bisa kambuh.
Peluang Sembuh dan Harapan Hidup
Peluang sembuh sangat tergantung pada kondisi pasien saat pertama kali didiagnosis. Kalau kanker masih lokal (belum menyebar), angka harapan hidup 5 tahun bisa mencapai 70–80%.
Namun, jika kanker sudah menyebar ke paru-paru atau organ lain, maka peluangnya menurun drastis. Dalam kondisi seperti ini, harapan hidup lima tahun bisa turun menjadi di bawah 30%.
Di Indonesia sendiri, masih banyak pasien yang datang dalam kondisi sudah lanjut. Karena itu, edukasi masyarakat soal tanda-tanda awal sangat penting.
Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?
Orang tua memegang peran besar dalam deteksi dini osteosarkoma. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:
-
Jangan abaikan nyeri tulang yang berlangsung lebih dari dua minggu.
-
Perhatikan jika anak terlihat lelah terus, berat badan turun, atau nafsu makan menurun.
-
Ajak anak bicara jika mereka merasa tidak nyaman dengan tubuh mereka.
-
Segera ke dokter jika ada benjolan atau pembengkakan di dekat sendi atau tulang.
-
Jangan sembarangan memijat atau mengobati sendiri tanpa tahu penyebab pasti nyerinya.
Kenapa Banyak Kasus Terlambat Ditangani?
Ada beberapa alasan kenapa banyak kasus osteosarkoma baru diketahui setelah parah
:
-
Gejala awal mirip cedera ringan.
-
Banyak keluarga memilih pengobatan alternatif dulu.
-
Kurangnya fasilitas pemeriksaan di daerah terpencil.
-
Biaya pemeriksaan dan pengobatan cukup mahal.
-
Minimnya pengetahuan soal kanker tulang di masyarakat.
Padahal, semakin awal diketahui, peluang sembuh juga lebih tinggi. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa dan menghindari amputasi.
Kapan Harus ke Dokter?
Kalau kamu masih bingung, ini checklist singkat kapan harus segera ke dokter:
-
Nyeri tulang lebih dari dua minggu dan tidak membaik.
-
Ada bengkak atau benjolan di dekat tulang.
-
Anak mengeluh nyeri yang makin parah di malam hari.
-
Ada tanda-tanda kelemahan di lengan atau kaki.
-
Berat badan anak turun drastis tanpa sebab jelas.
-
Ada riwayat keluarga dengan kanker tulang atau sindrom genetik tertentu.
Lebih baik terlalu waspada daripada menyesal karena terlambat.
Penutup
Osteosarkoma memang bukan penyakit yang umum, tapi bukan berarti bisa diabaikan. Justru karena gejalanya sering disamakan dengan cedera biasa, kita harus lebih jeli. Terutama jika nyeri tulang muncul terus-menerus tanpa sebab yang jelas. Anak dan remaja yang sedang tumbuh aktif harus tetap diperhatikan kesehatannya. Jangan remehkan keluhan yang mungkin terdengar sepele.
Ingat, semakin cepat dideteksi, semakin besar peluang sembuhnya. Jangan ragu untuk konsultasi ke dokter kalau ada tanda-tanda mencurigakan. Edukasi dan kesadaran adalah kunci utama untuk menghadapi kanker tulang jenis ini. Yuk, peduli lebih dini sebelum terlambat!
Komentar0