BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Pemikiran Kalam Aliran Qadariyah

Pemikiran Kalam Aliran Qadariyah

MATERI PERTEMUAN 8 KELAS XI

Pemikiran Kalam Aliran Qadariyah

1. Aliran Qadariyah

a. Pengertian

Qadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata qodaro yang artinya kemampuan dan kekuatan. Secara terminologi, Qadariyah adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak diintervensi oleh Tuhan. 

Aliran ini berpendapat bahwa tiap-tiap orang adalah pencipta bagi segala perbuatannya, ia dapat berbuat sesuatu atau meninggalkannya atas kehendaknya sendiri. Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami bahwa Qadariyah dipakai untuk nama suatu aliran yang memberi penekanan atas kebebasan dan kekuatan manusia dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya. 

Qadariyah mula-mula timbul sekitar tahun 70 H/689 M, dipimpin Oleh Ma’bad al-Jauhani al-Bisri dan Ja’ad bin Dirham, pada masa pemerintahan Khalifah Abdul Malik bin Marwan (685-705 M).

Latar belakang timbulnya Qadariyah ini sebagai isyarat menentang kebijaksanaan politik Bani Umayah yang dianggapnya kejam. Qadariyah berakar pada qadara yang dapat berarti memutuskan dan memiliki kekuatan atau kemampuan.

Paham Qadariyahpada hakikatnya adalah sebagian dari paham Mu’tazilah, karena imam-imanya terdiri dari orang-orang Mu’tazilah. Hampir seluruh orang-orang Mu’tazilah memfatwakan bahwa semua perbuatan manusia diciptakan oleh manusia itu sendiri, bukan oleh Allah Swt..

Mereka beranggapan bahwa Allah tidak ada sangkut pautnya dengan pekerjaan manusia dan apa yang diketahui oleh Allah sebelumnya, tetapi Allah mengetahui setelah perbuatan itu sudah dilakukan oleh manusia. 

Jadi, Allah pada waktu sekarang tidak bekerja lagi karena kodrat-Nya telah diberikan kepada manusia, dan Allah hanya melihat dan memperhatikan saja. Jika manusia mengerjakan perbuatan yang baik maka ia akan diberikan tuhan sebaik-baiknya tetapi ia akan dihukum kalau qodrat yang diberikan allah kepadanya tidak dipakai menurut semestinya.

Madzhab Qadariyah muncul sekitar tahun 70 H/689 M. Tokoh utama madzhab Qadariyah adalah Ma’bad al-Juhani dan Ghailan al-Dimashqi. Ma’bad pernah berguru pada Hasan al-Basri bersama Wasil ibn Atha’, jadi beliau termasuk tabi’in atau generasi kedua setelah Nabi. 

Sedangkan Ghailan semula tinggal di Damaskus. Ghailan seorang yang ahli dalam berpidato sehingga banyak orang yang tertarik dengannya. Kedua tokoh ini yang menyebarkan paham-paham Qadariyah. 

Kedua tokoh tersebut mati dibunuh, Ghailan dibunuh pada masa Hisham Ibn Abdul Malik (724-743 M), dibunuh dengan diberikan hukuman mati oleh Hisyam yang sebelumnya diadakan perdebatan antara Ghailan dan al-Awza’i. 

Ma’bad dibunuh karena dituduh terlibat dalam pemberontakan bersama dengan Abd al-Rahman al-As’at, Gubernur Sajistan dalam menentang kekuasaan bani Ummayah. Dalam pertempuran dengan al-Hajjaj Ibn Yusuf al-Thaqafi (orang suruhan Khalifah Abd al-Malik Ibn Marwan), Ma’bad mati terbunuh tahun 80 H.

b. Tokoh 

1) Ma’bad AlJuhani 

2) Ghailan Al Dimasyqi

c. Doktrin Ajaran 

Di antara ajaran paham Qadariyah adalah sebagai berikut:

1. Manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya. Manusia melakukan perbuatanperbuatannya yang baik maupun yang buruk atas kehendak dan kekuasaannya sendiri.

2. Manusia mempunyai istitho’ah atau daya yang menyebabkan ia berkuasa atas segala perbuatannya. Manusia melakukan segala atas kehendak dan kekuasaannya. Karena itu ia menerima pahala atas perbuatannya yang baik atau siksa atas perbuatannya yang buruk.

3. Manusia sendirilah yang menetapkan perbuatannya yang baik dan yang buruk. Daya untuk mewujudkan perbuatan itu telah ada dalam dirinya sebelum ia mewujudkan perbuatannya.

Ayat-ayat Al Qur’an yang mereka gunakan untuk mendukung ajaran mereka di antaranya: QS. Al-Kahfi: 29, QS. Fushilat:46, dan QS. An-Najm:39-41.

Ahmad Amin dalam kitabnya Fajrul Islam, menyebut pokok-pokok ajaran Qadariyah sebagai berikut :

1) Orang yang berdosa besar itu bukanlah kafir, dan bukanmukmin, tapi fasik dan orang fasikk itu masuk neraka secara kekal.

2) Allah Swt.. Tidak menciptakan amal perbuatan manusia, melainkan manusia yang menciptakannyadan karena itulah maka manusia akan menerima pembalasan baik (surga) atas segala amal baiknya, dan menerima balasan buruk (siksa neraka) atas segala amal perbuatannya yang salah dan dosakarena itu pula, maka Allah berhak disebut adil.

3) Kaum Qadariyah mengatakan bahwa Allah itu Maha Esa atau satu dalam arti bahwa Allah tidak memiliki sifat-sifat azali, seperti Al Ilm, AlHayat, mendengar dan melihat yang bukan dengan dzat Nya sendiri. Menurut mereka Allah Swt.., itu mengetahui, berkuasa, hidup, mendengar, dan meilahat dengan dzatNya sendiri.

4) Kaum Qadariyah berpendapat bahwa akal manusia mampu mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, walaupun Allah tidak menurunkan agama. Sebab, katanya segala sesuatu ada yang memiliki sifat yang menyebabkan baik atau buruk.

Komentar0

Type above and press Enter to search.