BUA0GUMiGfG7TfY6TSY7Tpr7GA==

Beras Mahal: Banyak Oknum Gunakan Klorin, Dapat Membahayakan Kesehatan

Beras Mahal: Banyak Oknum Gunakan Klorin, Dapat Membahayakan Kesehatan
Gambar: detikFinance
Bukakabar Beras adalah salah satu makanan pokok yang menjadi pilihan utama bagi jutaan orang di seluruh dunia. Kualitas beras tidak hanya dipengaruhi oleh aspek-aspek seperti jenis, tekstur, dan rasa, tetapi juga oleh faktor-faktor tersembunyi seperti kadar klorin dalam beras itu sendiri.

Perbincangan akhir - akhir ini yang dirasakan adalah kesesahan masyarakat harga beras yang mahal, namun perlu diperhatikan kadar klorin dalam beras telah menjadi topik perbincangan penting karena kaitannya dengan keamanan pangan dan kesehatan manusia. Dalam artikel ini, kita akan menyelidiki konsep-konsep terkait dengan kadar klorin pada beras, pentingnya pemantauan dan pengaturan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas beras dari sudut pandang klorin.

Klorin adalah unsur kimia yang secara alami ditemukan dalam air dan tanah. Dalam konteks beras, kadar klorin merujuk pada jumlah klorin yang terkandung dalam beras. Klorin dapat hadir dalam beras melalui air irigasi, pupuk kimia, atau proses pengolahan.

Standar dan Regulasi Kadar Klorin pada Beras

Setiap negara memiliki standar dan regulasi yang berbeda terkait dengan kadar klorin dalam beras. Organisasi kesehatan masyarakat dan lembaga pemerintah seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) di Indonesia, Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat, atau European Food Safety Authority (EFSA) di Eropa bertanggung jawab untuk menetapkan batas maksimum residu (Maximum Residue Limits/MRLs) untuk klorin dan zat kimia lainnya dalam beras.

Ciri Fisik Beras Mengandung Klorin

Ciri fisik beras yang mengandung klorin yang dijual yakni, berasnya berwarna putih bening, bila dipegang beras terasa licin dan ditangan tidak meninggalkan bekas ataupun sisa beras. Saat beras dicuci, air hasil cucian beras berwarna agak putih bersih dan tidak keruh.

Pentingnya Kadar Klorin yang Aman pada Beras

Klorin memiliki sifat oksidasi yang kuat dan dapat menjadi racun jika terkandung dalam kadar yang tinggi. Kadar klorin yang tinggi dalam beras dapat menjadi indikasi adanya kontaminasi atau pencemaran air atau tanah selama proses pertumbuhan atau pengolahan beras. Oleh karena itu, penting untuk memantau dan mengatur kadar klorin dalam beras untuk memastikan keamanan dan kesehatan konsumen.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor722/Menkes/per/IX/1988 Food and Drug Administrastion menetapkan ambang batas klorin, yang tergambarkan oleh natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit, yaitu tidak boleh melebihi berturut-turut 0.0082 pounds (3.72 gram) dan 0.0036 pounds (1.633 gram) klorin per pounds makanan kering (1 pounds 453.59 gram). Dengan kata lain, dalam 100 gram makanan, kadar klorin (yang digambarkan dengan natrium hipoklorit atau kalsium hipoklorit) tidak boleh melebihi berturut-turut 0.82 gram dan 0.36 gram (Samsuar dkk, 2017).

Menurut penelitian Sitorus (2013). Klorin yang terdapat pada beras sebenarnya dapat hilang dengan pencucian yang berulang-ulang. Klorin akan larut di dalam air cucian beras. Semakin banyak pencucian yang dilakukan, maka kemungkinan akan hilangnya klorin pada beras juga semakin besar. Hilangnya klorin pada beras bergantung juga pada kandungan klorin itu sendiri.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Klorin dalam Beras

Beberapa faktor yang memengaruhi kadar klorin dalam beras antara lain:

  1. Metode Pertanian: Penggunaan pupuk kimia yang mengandung klorin dapat meningkatkan kadar klorin dalam beras.
  2. Kualitas Air dan Tanah: Air irigasi dan tanah tempat beras ditanam dapat mengandung klorin yang dapat diserap oleh tanaman, terkhusus ladang masyarakat yang terdapat aliran limbah dari pabrik. 
  3. Proses Pengolahan: Proses pengolahan beras, seperti pencucian dan penggilingan, juga dapat memengaruhi kadar klorin dalam beras.

Dampak Kadar Klorin yang Tidak Aman pada Kesehatan Manusia

Kadar klorin yang tinggi dalam beras dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan manusia. Beberapa dampak yang mungkin termasuk gangguan pencernaan, iritasi kulit, dan gangguan sistem pernapasan. 

Klorin juga dapat bereaksi dengan zat lain dalam makanan, membentuk senyawa berbahaya seperti trihalometana.

Langkah-langkah untuk Memastikan Kadar Klorin yang Aman pada Beras

Beberapa langkah yang dapat diambil untuk memastikan kadar klorin yang aman pada beras meliputi:

  1. Pemantauan dan Pengujian Rutin: Pertanian dan industri pangan harus melakukan pemantauan dan pengujian rutin terhadap beras untuk memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan.
  2. Penggunaan Pupuk Organik: Penggunaan pupuk organik yang tidak mengandung klorin dapat membantu mengurangi kadar klorin dalam beras.
  3. Sumber Air Bersih: Menggunakan sumber air irigasi yang bersih dan bebas klorin dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi klorin pada beras.

Kadar klorin pada beras merupakan faktor penting dalam menentukan keamanan dan kualitas beras yang dikonsumsi. 

Dengan pemantauan yang cermat dan regulasi yang ketat, diharapkan bahwa beras yang diproduksi dan dikonsumsi akan memenuhi standar keamanan dan memberikan manfaat kesehatan bagi konsumen. 

Namun, peran semua pihak, mulai dari petani hingga konsumen, sangat penting dalam memastikan bahwa beras yang dikonsumsi aman dan berkualitas. (Bukakabar/Admin)

Komentar0

Type above and press Enter to search.